Vasodepressor Syncope di Tempat Praktek Dokter Gigi

0 Komentar
Syncope adalah suatu istilah umum yang menggambarkan hilangnya kesadaran seseorang yang terjadi tiba-tiba dan bersifat sementara. Ada beberapa sinonim untuk syncope yaitu: benign faint, simple faint, neurogenic syncope, psychogenic syncope, vasovagal syncope, dan vasodepressor syncope.
Menurut Malamed  istilah vasodepressor syncope adalah istilah yang paling deskriptif dan akurat untuk menggambarkan kondisi yang terjadi. Vasodepressor syncope adalah suatu kegawatdaruratan medik yang paling sering dijumpai di tempat praktek dokter gigi, di mana penderita mengalami penurunan atau kehilangan kesadaran secara tiba-tiba dan bersifat sementara akibat tidak adekuatnya cerebral blood flow. Hal ini disebabkan karena terjadinya vasodilatasi dan bradikardi secara mendadak sehingga menimbulkan hipotensi.
Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya vasodepressor syncope dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu: faktor-faktor psikogenik dan non-psikogenik. Yang termasuk faktor-faktor psikogenik adalah: rasa takut, tegang, stress emosional, rasa nyeri hebat yang terjadi secara tiba-tiba dan tak terduga dan rasa ngeri melihat darah atau peralatan kedokteran seperti jarum suntik. Faktor-faktor non-psikogenik meliputi: posisi duduk tegak, rasa lapar, kondisi fisik yang jelek, dan lingkungan yang panas, lembab dan padat.
Vasodepressor syncope dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, tak terkecuali di tempat praktek dokter gigi. Prosedur perawatan gigi sering menyebabkan penderita mengalami stres psikis terutama pada individu yang belum pernah ke dokter gigi atau pada mereka yang mempunyai pengalaman tidak menyenangkan dengan perawatan gigi sebelumnya. Serangan vasodepressor seringkali ditandai dengan hilangnya kesadaran penderita secara mendadak sebelum, selama atau setelah tindakan anestesi lokal. Hilangnya kesadaran penderita dapat menimbulkan kepanikan pada tenaga medis dan paramedis yang terlibat, terutama bila mereka tidak terlatih di dalam penanganan kegawatdaruratan medik. Meskipun pada umumnya berlangsung sementara dan self limiting, tetapi bila penanganannya tidak tepat vasodepressor syncope dapat berlangsung lama dan menimbulkan morbiditas penderita yang tidak ringan. Dalam artikel ini dilaporkan suatu kasus vasodepressor syncope yang terjadi saat perawatan gigi yang ditandai dengan gejala klinis yang befrat dan kompleks dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama. Dengan membaca artikel ini diharapkan para pembaca akan mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang vasodepressor syncope sehingga nantinya akan mampu melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencegah terjadinya vasodepressor syncope selama perawatan gigi, sekaligus akan mampu melakukan penanganan dengan benar apabila terjadi kasus vasodepressor syncope.
Vasodepressor syncope merupakan kegawatdaruratan medik yang paling sering terjadi di tempat praktek dokter gigi yang dapat muncul selama prosedur pencabutan gigi, pembedahan, injeksi anestesi lokal, atau bahkan saat penderita duduk dalam posisi tegak sebelum ada tindakan perawatan giginya sama sekali.  Vasodepressor syncope paling sering terjadi pada penderita dewasa muda usia 16-35 tahun.  Pada suatu penelitian retrospektif didapatkan usia rata-rata 35.5 tahun.  Insidensi vasodepressor syncope lebih tinggi pada penderita lakilaki dibandingkan wanita. Penderita laki-laki cenderung berusaha untuk menutupi rasa takut, nyeri dan stres nya selama prosedur perawatan gigi sehingga mereka akan lebih mudah mengalami reaksi syncope dibandingkan dengan penderita wanita yang pada umumnya lebih terbuka kepada dokter giginya.
Patofisiologi terjadinya vasodepressor syncope dapat dijelaskan sebagai berikut. Faktor-faktor psikogenik seperti perasaan takut, ngeri atau rasa nyeri yang hebat akan menyebabkan peningkatan aktifitas nervus vagus pada jantung dan pembuluh darah perifer sehingga mengakibatkan bradikardi dan vasodilatasi sistemik. Hal ini akan menyebabkan terjadinya hipotensi secara mendadak, hipotensi tersebut akan menyebabkan penurunan cerebral blood flow yang ditandai dengan munculnya keluhan-keluhan berupa: pandangan gelap, perasaan mau pingsan, dan mual (nausea). Terjadinya hipotensi akan merangsang reflex simpatis berupa takikardi dan vasokonstriksi perifer yang secara klinis dideteksi sebagai peningkatan denyut nadi dan keringat dingin pada akral atau ekstremitas atas.

0 Komentar:

Posting Komentar