Nyeri merupakan salah satu gejala penting karena nyeri adalah gejala universal akan adanya penyakit. Memahami gejala ini penting dalam mempertahankan fungsi tubuh dan mengurangi penderitaan pasien. Terapi utama untuk nyeri adalah menghilangkan sumber penyakit yang menyebabkannya. Nyeri merupakan keluhan yang sering dikeluhkan oleh pasien baik sebagai alasan utama pasien berobat atau sebagai keluhan tambahan. Terapi utama dari nyeri idealnya adalah menyingkirkan penyebab nyeri. Tetapi, seringkali hilangnya penyebab tersebut tidak menyebabkan nyeri serta merta hilang dan terkadang pada kasus-kasus tertentu, nyeri yang dirasakan sangat hebat sehingga bantuan terapi penghilang rasa nyeri menjadi penting.
Dari segi waktu berjalannya pernyakit, nyeri dapat tergolong menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda yang juga membuat modalitas terapi untuk kedua macam nyeri tersebut dibedakan.
Dari segi waktu berjalannya pernyakit, nyeri dapat tergolong menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronik. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda yang juga membuat modalitas terapi untuk kedua macam nyeri tersebut dibedakan.
Nyeri merupakan sensasi tidak menyenangkan terhadap suatu stimulus. Ketika nyeri dirasakan, sensasi ini akan mencapai level serebrum melalui interaksi yang kompleks dan dinamik. Mekanisme dimana stimulus dinilai sebagai nyeri ditentukan oleh berbagai macam faktor. Pusat-pusat saraf level tinggi dapat menghambat atau menambah pesan stimulus secara keseluruhan melalui aktivitas prilaku, kognitif, psikologis, biologis (misalnya hormon), atau farmakologis.
Saat stimulus dinilai sebagai suatu nyeri, respon pertama kali adalah mencari asal sensasi nyeri untuk menghindar dari stimulus tersebut. Respon dari sensasi nyeri tersebut dapat berbagai macam. Hal ini terjadi akibat adanya modulasi stimulus pada berbagai macam tingkat aktivitas neuron dari perifer ke pusat. Oleh karenanya, persepsi terhadap suatu stimulus dapat berbeda.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi peresepsi seseorang terhadap nyeri. Bukan hanya faktor organik saja, faktor emosional dan lingkungan juga berpengaruh. Hal ini terkait modulasi persepsi nyeri di tingkat serebrum. Stimulus yang muncul akan dimodulasi dan diproses melalui berbagai tingkatan yang melibatkan berbagai level memori.
Manifestasi klinis akan adanya perubahan-perubahan ini meliputi hiperalgesia (peningkatan respon pada stimulus yang secara normal menyakitkan); allodynia (nyeri terhadap stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri); dan nyeri spontan, menjalar, dan merujuk.
Saat stimulus dinilai sebagai suatu nyeri, respon pertama kali adalah mencari asal sensasi nyeri untuk menghindar dari stimulus tersebut. Respon dari sensasi nyeri tersebut dapat berbagai macam. Hal ini terjadi akibat adanya modulasi stimulus pada berbagai macam tingkat aktivitas neuron dari perifer ke pusat. Oleh karenanya, persepsi terhadap suatu stimulus dapat berbeda.
Banyak sekali faktor yang mempengaruhi peresepsi seseorang terhadap nyeri. Bukan hanya faktor organik saja, faktor emosional dan lingkungan juga berpengaruh. Hal ini terkait modulasi persepsi nyeri di tingkat serebrum. Stimulus yang muncul akan dimodulasi dan diproses melalui berbagai tingkatan yang melibatkan berbagai level memori.
Manifestasi klinis akan adanya perubahan-perubahan ini meliputi hiperalgesia (peningkatan respon pada stimulus yang secara normal menyakitkan); allodynia (nyeri terhadap stimulus yang secara normal tidak menimbulkan nyeri); dan nyeri spontan, menjalar, dan merujuk.
0 Komentar:
Posting Komentar