Gingivitis adalah peradangan pada gingiva dengan tanda-tanda klinis perubahan warna lebih merah dari normal, gingiva bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya tidak merasa sakit pada gingival (Nield, 2003).
Urutan perkembangan gingivitis terjadi dalam tiga tahap yang berbeda. Tentu, dari satu tahap akan berkembang ke tahap selanjutnya.
Urutan perkembangan gingivitis terjadi dalam tiga tahap yang berbeda. Tentu, dari satu tahap akan berkembang ke tahap selanjutnya.
a. Tahap 1. Initial Lesion
Manifestasi pertama dari inflamasi gingiva adalah perubahan konsistensi vaskular, terutama dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah. Perubahan inflamasi awal ini terjadi sebagai respon dari leukosit terhadap aktivitas mikrobial dan stimulasi subquent sel endotel. Secara klinis, respon awal gingiva terhadap plak bakteri tidak terlihat.b. Tahap II. Early Lesion
Dengan berjalannya waktu, tanda klinis eritema mungkin akan muncul, terutama karena proliferasi kapiler dan peningkatan pembentukan loop kapiler antara rete pegs atau ridge. Perdarahan saat probing mungkin akan terlihat jelas.
c. Tahap III. Established Lesion
Pada gingivitis kronik (tahap III), pembuluh darah membesar dan padat, vena terganggu, dan aliran darah menjadi lamban. Hasilnya adalah anoksemia lokal gingiva yang superimposif berwarna kebiruan pada gingiva (Carranza dkk., 2002).
Gingivitis diukur dengan gingival indeks. Indeks adalah metoda untuk mengukur kondisi dan keparahan suatu penyakit atau keadaan pada individu atau populasi. Indeks digunakan pada praktek di klinik untuk menilai status gingival pasien dan mengikuti perubahan status gingiva seseorang dari waktu ke waktu, pada penelitian epidemiologis, gingiva indeks digunakan untuk membandingkan prevalensi gingivitis pada kelompok populasi, dan untuk menilai efektivitas suatu pengobatan atau alat. Gingiva indeks pertama kali diusulkan pada tahun 1963 untuk menilai tingkat keparahan dan banyaknya inflamasi gingiva pada seseorang atau pada subjek dikelompok besar populasi. Menurut metoda ini keempat area gingiva pada masing-masing gigi (fasial,mesial, distal dan lingual), dinilai tingkat inflamasinya dan diberi skor dari 0 sampai 3. Penilaiannya adalah ;
0 = Gingiva normal, tidak ada keradangan, tidak ada perubahan warna dan tidak ada perdarahan.
1 = Peradangan ringan : terlihat ada sedikit perubahan warna dan sedikit edema, tetapi tidak ada perdarahan saat probing.
2 = Peradangan sedang : warna kemerahan, adanya edema, dan terjadi perdarahan saat probing
3 = Peradangan berat : warna merah terang, atau merah menyala, adanya edema, ulserasi, kecenderungan adanya perdarahan spontan (Wilkins dan Ester, 2005).
Manifestasi pertama dari inflamasi gingiva adalah perubahan konsistensi vaskular, terutama dilatasi kapiler dan peningkatan aliran darah. Perubahan inflamasi awal ini terjadi sebagai respon dari leukosit terhadap aktivitas mikrobial dan stimulasi subquent sel endotel. Secara klinis, respon awal gingiva terhadap plak bakteri tidak terlihat.b. Tahap II. Early Lesion
Dengan berjalannya waktu, tanda klinis eritema mungkin akan muncul, terutama karena proliferasi kapiler dan peningkatan pembentukan loop kapiler antara rete pegs atau ridge. Perdarahan saat probing mungkin akan terlihat jelas.
c. Tahap III. Established Lesion
Pada gingivitis kronik (tahap III), pembuluh darah membesar dan padat, vena terganggu, dan aliran darah menjadi lamban. Hasilnya adalah anoksemia lokal gingiva yang superimposif berwarna kebiruan pada gingiva (Carranza dkk., 2002).
Gingivitis diukur dengan gingival indeks. Indeks adalah metoda untuk mengukur kondisi dan keparahan suatu penyakit atau keadaan pada individu atau populasi. Indeks digunakan pada praktek di klinik untuk menilai status gingival pasien dan mengikuti perubahan status gingiva seseorang dari waktu ke waktu, pada penelitian epidemiologis, gingiva indeks digunakan untuk membandingkan prevalensi gingivitis pada kelompok populasi, dan untuk menilai efektivitas suatu pengobatan atau alat. Gingiva indeks pertama kali diusulkan pada tahun 1963 untuk menilai tingkat keparahan dan banyaknya inflamasi gingiva pada seseorang atau pada subjek dikelompok besar populasi. Menurut metoda ini keempat area gingiva pada masing-masing gigi (fasial,mesial, distal dan lingual), dinilai tingkat inflamasinya dan diberi skor dari 0 sampai 3. Penilaiannya adalah ;
0 = Gingiva normal, tidak ada keradangan, tidak ada perubahan warna dan tidak ada perdarahan.
1 = Peradangan ringan : terlihat ada sedikit perubahan warna dan sedikit edema, tetapi tidak ada perdarahan saat probing.
2 = Peradangan sedang : warna kemerahan, adanya edema, dan terjadi perdarahan saat probing
3 = Peradangan berat : warna merah terang, atau merah menyala, adanya edema, ulserasi, kecenderungan adanya perdarahan spontan (Wilkins dan Ester, 2005).
0 Komentar:
Posting Komentar