Salah satu bentuk pelayanan gigi kosmetik adalah memutihkan gigi (Tooth bleaching). Perawatan pemutihan gigi tidak dapat di indikasikan untuk semua orang. Indikasi perawatannya untuk penderita dengan perubahan warna yang disebabkan proses penuaan, konsumsi makanan, minuman, obat antara lain tetrasiklin, serta fluorosis. Sedangkan perawatan pemutihan gigi tidak diindikasikan pada penderita yang alergi terhadap komponen bahan pemutih gigi atau bahan sendok cetak, penderita dengan gigi sangat sensitif, penderita dengan gangguan temporomandibular joints (TMJ), penderita hamil, penderita dengan restorasi geligi anterior yang berubah warna.
Kandungan utama bahan pemutih gigi tergantung dari produsen pembuatnya, diantaranya hydrogen peroxide, carbamide peroxide atau urea peroxide atau sistim non hydrogen peroxide yang mengandung sodium chloride, oxygen dan natrium fluoride. Beberapa produk mengandung bahan tambahan potasium nitrat dan fluoride untuk membantu mengurangi sensitifitas gigi.
Mekanisme kerja bahan pemutih peroxide dan non peroxide yaitu dengan cara masuk melalui perantara enamel ke tubuli dentin dan mengoksidasi pigmen pada dentin, menyebabkan warna gigi menjadi lebih muda. Proses ini dapat dipercepat menggunakan pemanasan dengan sinar berintensitas cahaya rendah atau sinar dengan intensitas cahaya tinggi, misalnya sinar kuring komposit konvensional, sinar laser, sinar plasma arc dengan intensitas tinggi. Beberapa pabrik menyarankan penggunaan etsa asam sebelum aplikasi pemutih kimia untuk mempertinggi penetrasi dari material pemutih. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa etsa asam tidak memperbaiki hasil pemutihan, bahkan gigi perlu dilakukan pemulasan akibat permukaannya menjadi kasar karena penggunaan etsa asam tersebut.
Proses pemutihan gigi atau bleaching dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Teknik pemutihan internal untuk gigi non-vital (bleaching intra corona)
Gigi yang sudah non-vital (mati) ini terlebih dahulu harus dilakukan perawatan saluran akar (endodontik). Bahan bleaching yang umumnya digunakan adalah superoksol (hydrogen peroksida 30% – 35%) dan sodium perborat. Dokter gigi akan memasukkan bahan bleaching ini ke dalam mahkota gigi, ditutup dengan tambalan sementara dan pasien harus kembali setelah 3 sampai 7 hari.
2. Teknik pemutihan eksternal untuk gigi vital
a. At home bleaching
Perawatan bleaching yang dilakukan sendiri di rumah di sebut sebagai at home leaching. Teknik at home bleaching yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan tray. Pertama-tama pasien dicetak untuk mendapatkan tray yang sesuai dengan rahangnya. Warna gigi pasien sebelum dilakukan perawatan dicatat, agar warna sebelum dan sesudah aplikasi dapat dibandingkan. Tray ini berfungsi untuk menjaga bahan bleaching hanya terfokus mengenai gigi saja, dan tidak mengenai jaringan lunak (gusi dan sekitarnya). Aplikasi bahan at home bleaching ini bervariasi, tergantung petunjuk pabrik pembuatnya. Biasanya aplikasinya membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu 2-8 jam per hari selama 2 minggu. Selain dengan menggunakan tray, at home bleaching juga dapat dilakukan dengan menggunakan kuas dan biasa disebut paint-on bleaching. Namun biasanya konsentrasi bahan yang digunakan lebih rendah, jadi hasilnya juga kurang memuaskan.
b. In office bleaching
In-office bleaching biasanya menggunakan bahan hidrogen peroksida 35 %, dan dapat dilakukan dengan bantuan penyinaran atau dengan bantuan laser. Hidrogen peroksida berkonsentrasi tinggi ini jauh lebih efektif daripada karbamid peroksida yang digunakan di rumah (at-home bleaching) namun harus dilakukan oleh dokter gigi, karena ia berpotensi untuk menimbulkan iritasi pada jaringan lunak di sekitar gigi. Dengan adanya bantuan sinar atau panas, reaksi reduksi oksidasi dapat lebih cepat terjadi. Prosedur perawatan menjadi relatif singkat, yaitu rata-rata 1-2 jam per kunjungan. Sehingga hasilnya juga lebih memuaskan.
Penggunaan bahan pemutih gigi dapat menimbulkan efek samping berupa gigi yang sensitif, iritasi pada mukosa dan rasa sakit pada TMJ. Gigi sensitif yang timbul akibat proses pemutihan gigi, umumnya dalam waktu singkat, dapat ditanggulangi dengan memendekkan waktu proses pemutihan setiap harinya, pengulasan fluor, potasium nitrat atau bahan desentizing lain. Iritasi pada mukosa gingival dan tenggorokan biasanya disebabkan bahan pemutih yang berlebihan.
Mekanisme kerja bahan pemutih peroxide dan non peroxide yaitu dengan cara masuk melalui perantara enamel ke tubuli dentin dan mengoksidasi pigmen pada dentin, menyebabkan warna gigi menjadi lebih muda. Proses ini dapat dipercepat menggunakan pemanasan dengan sinar berintensitas cahaya rendah atau sinar dengan intensitas cahaya tinggi, misalnya sinar kuring komposit konvensional, sinar laser, sinar plasma arc dengan intensitas tinggi. Beberapa pabrik menyarankan penggunaan etsa asam sebelum aplikasi pemutih kimia untuk mempertinggi penetrasi dari material pemutih. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa etsa asam tidak memperbaiki hasil pemutihan, bahkan gigi perlu dilakukan pemulasan akibat permukaannya menjadi kasar karena penggunaan etsa asam tersebut.
Proses pemutihan gigi atau bleaching dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Teknik pemutihan internal untuk gigi non-vital (bleaching intra corona)
Gigi yang sudah non-vital (mati) ini terlebih dahulu harus dilakukan perawatan saluran akar (endodontik). Bahan bleaching yang umumnya digunakan adalah superoksol (hydrogen peroksida 30% – 35%) dan sodium perborat. Dokter gigi akan memasukkan bahan bleaching ini ke dalam mahkota gigi, ditutup dengan tambalan sementara dan pasien harus kembali setelah 3 sampai 7 hari.
2. Teknik pemutihan eksternal untuk gigi vital
a. At home bleaching
Perawatan bleaching yang dilakukan sendiri di rumah di sebut sebagai at home leaching. Teknik at home bleaching yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan tray. Pertama-tama pasien dicetak untuk mendapatkan tray yang sesuai dengan rahangnya. Warna gigi pasien sebelum dilakukan perawatan dicatat, agar warna sebelum dan sesudah aplikasi dapat dibandingkan. Tray ini berfungsi untuk menjaga bahan bleaching hanya terfokus mengenai gigi saja, dan tidak mengenai jaringan lunak (gusi dan sekitarnya). Aplikasi bahan at home bleaching ini bervariasi, tergantung petunjuk pabrik pembuatnya. Biasanya aplikasinya membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu 2-8 jam per hari selama 2 minggu. Selain dengan menggunakan tray, at home bleaching juga dapat dilakukan dengan menggunakan kuas dan biasa disebut paint-on bleaching. Namun biasanya konsentrasi bahan yang digunakan lebih rendah, jadi hasilnya juga kurang memuaskan.
b. In office bleaching
In-office bleaching biasanya menggunakan bahan hidrogen peroksida 35 %, dan dapat dilakukan dengan bantuan penyinaran atau dengan bantuan laser. Hidrogen peroksida berkonsentrasi tinggi ini jauh lebih efektif daripada karbamid peroksida yang digunakan di rumah (at-home bleaching) namun harus dilakukan oleh dokter gigi, karena ia berpotensi untuk menimbulkan iritasi pada jaringan lunak di sekitar gigi. Dengan adanya bantuan sinar atau panas, reaksi reduksi oksidasi dapat lebih cepat terjadi. Prosedur perawatan menjadi relatif singkat, yaitu rata-rata 1-2 jam per kunjungan. Sehingga hasilnya juga lebih memuaskan.
Penggunaan bahan pemutih gigi dapat menimbulkan efek samping berupa gigi yang sensitif, iritasi pada mukosa dan rasa sakit pada TMJ. Gigi sensitif yang timbul akibat proses pemutihan gigi, umumnya dalam waktu singkat, dapat ditanggulangi dengan memendekkan waktu proses pemutihan setiap harinya, pengulasan fluor, potasium nitrat atau bahan desentizing lain. Iritasi pada mukosa gingival dan tenggorokan biasanya disebabkan bahan pemutih yang berlebihan.
2 Komentar:
gud job cong
Posting Komentar