Komponen Protesa Sebagian Lepasan dan Prinsip Desain Kennedy Kelas I

4 Komentar

    Pada umumnya geligi tiruan yang konvensional baik yang terbuat dari plastik maupun dari kerangka logam, terdiri dari bagian-bagian penahan, basis, konektor, sandaran dan elemen gigi tiruan. 


Penahan (retainer)
Penahan (retainer) merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi memberi retensi dan karenanya mampu menahan protesa tetap pada tempatnya. Penahan dapat dibagi menjadi dua kelompok.


Pertama, penahan langsung (direct retainer) yang berkontak langsung dengan permukaan gigi penyangga dan dapat berupa cengkeram atau kaitan presisi (Suryatenggara et al., 1991).
Kedua, penahan tak langsung (indirect retainer) yang memberikan retensi untuk melawan gaya yang cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan bekerja pada basis. Retensi tak langsung ini diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi berlawanan dari garis fulkrum dimana gaya tadi bekerja. Macam-macam bentuk penahan tak langsung antara lain; sandaran oklusal, dukungan rugae, perluasan basis/plat (Suryatenggara et al., 1991).
Salah satu contoh penahan adalah cengkeram, yang juga dikenal dengan istilah cangkolan, klammer, clasp atau crib. Cengkeram dapat digolongkan berdasarkan beberapa pertimbangan berikut ini (Gunadi dkk., 1995):
a. Menurut konstruksinya:
- Cengkeram tuang atau cor (cast clasp)
- Cengkeram kawat (wrought wire clasp)
- Cengkeram kombinasi (combination clasp)
b. Menurut desainnya:
- Cengkeram sirkumferensial (circumferential clasp atau circumferential type clasp)
- Cengkeram batang (bar arm atau bar type clasp)
c. Menurut arah datang lengannya:
- Cengkeram oklusal (occlusally approaching clasp)
- Cengkeram gingival (gingivally approaching clasp)
Fungsi cengkeram:
  • Untuk retensi
  • Untuk stabilisasi
  • Untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
Bagian-bagian cengkeram kawat :
·    Lengan, yaitu bagian dari cengkeram kawat yang terletak/melingkari bagian bukal/lingual gigi penjangkaran. Sifat agak lentur, berfungsi untuk retensi dan stabilisasi
·     Jari, yaitu bagian dari lengan yang terletak di bawah lingkaran terbesar gigi. Sifat lentur/fleksibel dan berfungsi untuk retensi
·     Bahu, yaitu bagian dari lengan yang terletak di atas lingkaran terbesar dari gigi. Sifat kaku dan berfungsi untuk stabilisasi yaitu menahan gaya-gaya bucco-lingual
·     Badan/body, yaitu cengekaram kawat yang terletak di atas titik kontak gigi di daerah aproksimal. Sifat kaku, dan berfungsi untuk stabilisasi yaitu menahan gaya-gaya antero-posterior
·     Oklusal rest, yaitu bagian dari cengekaram kawat yang terletak di bagian oklusal gigi. Sifat kaku, panjang ±1/3 lebar mesio-distal gigi. Berfungsi untuk meneruskan beban kunyah ke gigi penjangkaran
·     Retensi dalam akrilik, yaitu bagian dari cengkeram kawat yang tertanam dalam basis akrilik

Syarat-syarat cengkeram kawat yang melingkari gigi:
·     Harus kontak garis
·     Tidak boleh menekan/harus pasif
·     Ujung jari tidak boleh menyinggung gigi tetangga dan tidak boleh tajam/harus dibulatkan
·     Tidak ada lekukan bekas tang(luka)pada lengan cengkeram
·     Bagian cengkeram yang melalui oklusal gigi tidak boleh mengganggu oklusi/artikulasi
·     Jarak bagian jari ke servikal gigi: cengkeram paradental:1/2-1 mm cengekeram gingival:1 ½-2 mm
·     Bagian retensi dalam akrilik harus dibengkokkan

Sandaran (rest)
Sandaran merupakan bagian geligi tiruan yang bersandar pada permukaan gigi penyangga dan dibuat dengan tujuan memberikan dukungan vertikal pada protesa. Sandaran dapat ditempatkan pada permukaan oklusal gigi posterior atau pada permukaan lingual gigi anterior (Suryatenggara et al., 1991).
Supaya bisa efektif, sandaran harus diletakkan pada permukaan gigi yang sengaja dipreparasi untuk itu. Preparasi tempat sandaran ini disebut rest seat or recess. Sandaran dapat ditempatkan pada gigi anterior maupun posterior. Sandaran untuk gigi posterior dapat berupa sandaran oklusal, sandaran internal, sandaran onlay dan sandaran kail, sedangkan untuk gigi anterior dapat berupa sandaran singulum, sandaran insisal, sandaran restorasi, dan bahu lingual sirkumferensial Gunadi dkk., 1995).

Konektor (connector)
Konektor pada tiap rahang dapat dibagi menjadi konektor utama (major connector) dan konektor minor (minor connector), sesuai dengan fungsinya masing-masing (Suryatenggara et al., 1991).
1.   Konektor Utama
Merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan bagian protesa yang terletak pada salah satu sisi rahang dengan yang ada pada sisi lainnya.
Supaya dapat berfungsi dengan baik, bagian ini harus memenuhi persyaratan sebagai berikut ini. Pertama, konektor harus tegar (rigid), sehingga gaya-gaya yang bekerja pada protesa dapat disalurkan ke seluruh bagian atau daerah pendukung. Karena ketegarannya, konektor utama dapat mengimbangi gaya torsional yang akan disalurkan kepada gigi penyangga sbagai gaya ungkit.
Kedua, lokasinya diatur sedemikian sehingga tidak mengganggu pergerakan jaringan dan tidak menyebabkan tergesernya mukosa dan gingival. Tonjolan tulang dan jaringan lunak juga tidak terganggu pada saat geligi tiruan keluar dan masuk mulut.
Ketiga, bagian perifer konektor utama harus terletak cukup jauh dari tepi gingival, sehingga tidak menekan atau menggeser jaringan ini. Tepi batang lingual paling sedikit harus terpisah 3 mm dari tepi gingival
Keempat, kontur bagian perifer konektor harus dibentuk membulat dan tidak tajam, sehingga tidak mengganggu lidah atau pipi.

2.   Konektor Minor
Merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan konektor utama, dengan bagian lain, misalnya suatu penahan langsung atau sandaran oklusal dihubungkan dengan konektor utama melalui suatu konektor minor. Fungsi konektor minor adalah menyalurkan tekanan fungsional atau kunyah ke gigi penyangga. Gaya oklusal atau kunyah yang diterima protesa diteruskan ke basis melalui sandaran oklusal, lalu kemudian ke gigi penyangga. Selain itu, konektor minor juga berfungsi untuk menyalurkan efek penahan, sandaran dan bagian pengimbangan kepada sandaran. Efek ini disalurkan ke sandaran oleh konektor minor, kemudian ke seluruh lengkung gigi.

Elemen Gigi Tiruan (Anasir Gigi)
Elemen gigi merupakan bagian geligi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi menggantikan gigi asli yang hilang. Seleksi gigi tiruan kadang-kadang merupakan tahap yang cukup sulit dalam proses pembuatan protesa, kecuali pada kasus masih ada gigi asli yang bisa dijadikan panduan atau mungkin sudah dilakukan rekaman pra ekstraksi gigi (pre-extraction record). Walaupun demikian, seleksi ukuran dan bentuk sering pula menjadi sulit karena ruangan yang tersedia sudah tak sesuai lagi, misalnya karena migrasi atau rotasi gigi tetangga. Dalam seleksi elemen ada metode untuk pemilihan gigi anterior dan posterior serta faktor-faktor yang harus diperhatikan yaitu ukuran, bentuk, tekstur permukaan, warna dan bahan elemen (Suryatenggara et al., 1991).

Basis Geligi Tiruan (Saddle)
Basis geligi tiruan sering disebut juga dasar atau sadel, merupakan bagian yang menggantikan tulang alveolar yang sudah hilang dan berfungsi mendukung gigi (elemen) tiruan. Basis geligi tiruan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu; (1) basis dukungan gigi atau basis tertutup (bounded saddle) dan (2) basis dukungan jaringan atau kombinasi atau berujung bebas (free end) (Suryatenggara et al., 1991).
Adapun fungsi basis geligi tiruan :
1.   Mendukung gigi (elemen) tiruan.
2.   Menyalurkan tekanan oklusal ke jaringan pendukung, gigi penyangga, atau lingir sisa.
3.   Memenuhi faktor kosmetik
4.   Memberikan stimulasi pada jaringan berada di bawah dasar geligi tiruan, yang sering juga disebut sebagai jaringan sub basal. Pada saat berfungsi , yaitu pemakaian protesa dukungan gigi maupun jaringan akan terjadi pergerakan vertical karena adanya pergerakan fisiologik gigi penyangga dan jaringan. Gerakan-gerakan seperti ini menyebabkan jaringan yang berada di bawah protesa seolah-olah dipijat-pijat.
5.   Memberikan retensi dan stabilisasi kepada geligi tiruan.

Tahapan Pembuatan Desain
Prinsip pembuatan desain geligi tiruan , baik yang terbuat dari resin akrilik maupun kerangka logam tidaklah terlalu berbeda. Dalam pembuatan desain dikenal empat tahap yaitu (1) tahap I: menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi, (2) tahap II: menentukan macam dukungan dari setiap sadel, (3) tahap III: menentukan macam penahan, dan (4) tahap IV: menentukan macam konektor (Gunadi et al., 1995).

1. Menentukan Klasifikasi Daerah Tak Bergigi
Daerah tak bergigi pada suatu lengkungan gigi dapat bervariasi, dalam hal panjang, macam, jumlah, dan letaknya. Semua ini mempengaruhi rencana pembuatan desain geligi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor, maupun dukungannya (Gunadi et al., 1995).
Rincian Klasifikasi Kennedy adalah sebagai berikut.
Kelas I : daerah tak bergigi terletak di bagian posterior dari gigi yang masih ada dan berada pada ke dua sisi rahang (bilateral). 

Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi.
Secara klinis, dijumpai keadaan sebagai berikut:
1. Derajat resorpsi residual ridge bervariasi
2. Tengang waktu pasien tak bergigi akan mempengaruhi stabilitas geligi tiruan yang akan dipasang
3. Jarak antar lengkung rahang bagian posterior sudah biasanya sudah mengecil
4. Gigi asli yang masih tinggal sudah migrasi ke dalam berbagai posisi.
5. Gigi antagonis sudah ekstrusi dalam berbagai derajat.
6. Jumlah gigi yang masih tertinggal bagian anterior umumnya sekitar 6-10 gigi
7. Ada kemungkinan dijumpai kelainan sendi temporomandibula.
Indikasi protesa : protesa lepasan, dua sisi dan dengan perluasan basis ke distal.

2. Desain
 Dasar desain ini adalah untuk mengurangi beban, membagi beban antara gigi dan ridge, dan membagi beban seluas-luasnya.
 Prinsip desain Kennedy kelas I salah satunya adalah membagi beban antara gigi dan ridge. Pada kasus ini digunakan klamer 2 jari dan mesial rest pada gigi 35 dan 45. Penggunaan klamer 2 jari dan mesial rest ini berfungsi untuk sebagai retensi untuk mencegah terlepasnya GTSL dan juga untuk meneruskan beban kunyah ke mukosa (Mc Givney, 1994).
Desain utama basis GTSL yang digunakan pada rahang bawah adalah GTSL tooth and mucosal borne dengan basis resin akrilik. Pada basis GTSL rahang bawah ini dibuat tambahan bilateral saddle pada bagian posterior gigi 35 dan 45. Fungsi saddle adalah untuk retensi dan untuk meneruskan beban oklusal, selain itu juga untuk menutup defek jaringan di bawahnya. Saddle juga mencegah terungkitnya GTSL saat menerima beban kunyah. Selain saddle pada bagian posterior, juga dibuat peninggian plat akrilik sampai setinggi cingulum pada gigi anterior. Peninggian plat akrilik pada bagian anterior berfungsi untuk meratakan beban kunyah ke mukosa dibawahnya. Anasir gigi tiruan yang digunakan yaitu pada gigi 36, 37, 38, 46, 47 dan 48. Anasir gigi yang dipilih berbahan akrilik agar dapat melekat secara kimia pada saddle yang juga berbahan akrilik.
      Gigi tiruan berujung bebas (distal extension) mempunyai lebih banyak masalah dibandingkan dengan gigi tiruan sebagian lepasan bersandaran ganda (all tooth supported). Klasifikasi Kennedy maupun klasifikasi Soelarko yang berdasarkan topografi daerah tidak bergigi memasukkan daerah tidak bergigi berujung bebas sebagai kelas yang pertama (Kelas-1) (Giffin, 1996; Keng , 1996; Navas dan del Campos, 1993; Boucher dan Renner, 1982; Henderson dan Steffel, 1973;). Hal ini menunjukkan bahwa gigi tiruan berujung bebas lebih banyak mempunyai masalah–masalah yang memerlukan penanganan istimewa. Masalah utama pada gigi tiruan ujung bebas ialah gigi tiruan tidak stabil. Gigi tiruan yang tidak stabil dapat menyebabkan resopsi lingir alveolar berjalan lebih cepat, atau ungkitannya dapat menimbulkan kelainan periodontal pada gigi kodrat yang dipakai sebagai sandaran. Menurut Wyatt (1998) pemakaian gigi tiruan berujung bebas selama 5 tahun sudah dapat menyebabkan masalah oklusi sebagai akibat adanya resorpsi lingir.

4 Komentar:

lord download mengatakan...

gan , ada pembahasaan retensi dalam akrilik lebih rinci nggak? kalo ad, upload dunk,



thanks,from "Neos"

Unknown mengatakan...

Salam kenal...
sory gan blm dpt,, coba cari langsung di diktat atau referensinya,,

BUKETA INDONESIA mengatakan...

Halo boleh minta daftar pustakanya kak? Terima kasih

BUKETA INDONESIA mengatakan...

Halo boleh minta daftar pustakanya kak? Terima kasih

Posting Komentar